Pengunjung

free counters

Sunday, December 16, 2012

hasil olah meditasi

Miracles, Prophecies and Science (Keajaiban, Ramalan dan Ilmiah)

Public Talks at Suntec City Convention Centre

oleh

Ajahn Brahm



Apakah benar ada keajaiban di dunia ini. Jawaban saya adalah pasti ada...
Adakah Ajahm Bhram keajaiban ini? No comment.

Selama meditasi enam bulan di hutan, pernahkah Ajahm Brahm bertemu dengan non-human being? Ajahm Brahm berhenti sebentar sebelum menjawab, ada. Saya bertemu dengan kanguru. (suara tertawa memenuhi ruangan)

Dalam Buddhism, tidak diajarkan kekuatan gaib atau membuat keajaiban. Tetapi, Sang Buddha pernah berkata bahwa terdapat 3 macam keajaiban (miracle) yang dapat diperoleh dari pikiran terlatih. Yang pertama adalah miracle yg terdapat pada pikiran terlatih dari Buddha manussa, yaitu manusia Buddha, manusia yg mencapai penerangan sempurna pada kehidupan sebagai manusia. Seperti Sang Buddha sendiri.

Dalam sutta, tertulis bahwa Sang Buddha pernah menunjukkan kesaktiannya, dengan mengubah langit menjadi tujuh warna cantik dan mempesona, kemudian berjalan di sungai tanpa apa-apa. Sang Buddha melakukan ini bukan karena mau menunjukkan kecongkakannya. Tetapi melakukannya dengan welas asih supaya menyadarkan penduduk-penduduk desa yang pikirannya tersesat diajarkan oleh seorang penganut agama sesat. Tetapi kemudian Sang Buddha melarang muridnya untuk menunjukkan kesaktian yang mereka miliki. Kesaktian ini bisa diperoleh setelah seseorang mencapai jhana-jhana tertentu dalam melakukan meditasi, misalnya mengetahui kehidupan masa lalu seseorang, mengetahui pikiran orang lain, menembus dinding, dan lain-lain.

Kenapa Sang Buddha melarang? Karena dengan penunjukkan kesaktian seseorang bisa menimbulkan banyak masalah. Pada zaman Sang Buddha, terjadi beberapa insiden. Satu di antaranya, seorang muridnya menyalah gunakan kesaktiannya di desa untuk menunjukkan kehebatan agama Buddha dan menukarnya dengan makanan atau dana.

Memang kadang-kadang kesaktian kita mengetahui masa lalu dapat menimbulkan masalah. Satu contohnya ialah seorang wanita di sebuah desa di Thailand yg sering melakukan meditasi, dia mempunyai dua orang putra. Putra sulungnya menjadi guru dan kepala sekolah di desa itu. Wanita itu meninggal dunia dan terlahir kembali menjadi putri dari putranya kedua. Karena kesaktiannya masih terlekat, setelah dilahirkan kembali dia tetap ingat tentang kehidupannya yang lalu. Dia memberitahukan orang tuanya yg sekarang bahwa dia adalah ibunya, dan menceritakan tentang pengalaman2 mereka yg lalu. Tentu saja sebentar kemudian semua penduduk di desa tahu akan kelahiran kembali ini. Pada waktu sekolah, kepala sekolah tidak tahu bagaimana menghadapi ibunya yg dulu ini. Ibunya juga tidak bisa memberi hormat kepada anaknya sebagaimana seorang murid memberi hormat kepada guru.

Bukankah ini juga suatu masalah? Adalagi cerita dari seorang buddhist. Dia sudah mencapai jhana tertentu dari meditasinya, dia bisa melihat masa bayinya, dan dapat merasakan bau sedap sewaktu masa bayinya. Kemudian dia melihat orang yg selalu mengendong dan menjaganya. Dia melihat wajah itu sangat asing, bukan wajah ibunya. Hal ini membuat dia curiga mengenai asal usulnya. Akhirnya dia bertekad untuk bertanya langsung kepada ibunya. Dia bercerita pada ibunya bahwa tentang apa yg dia ketahui semasa dia masih bayi, tentang wajah seorang wanita yg tidak pernah dia lihat sampai sekarang. Ibunya tersenyum dan berkata, kamu terlalu banyak berpikir yg bukan-bukan, wanita itu adalah baby-sitter yg kami upah utk membantu menjaga kamu selama 4 bulan. Setelah 4 bulan, dia tidak bekerja lagi karena itu kamu tidak pernah melihat ataupun mengingati tentang dia lagi.

Bayangkan saja jika bhikkhu-bhikkhu diijinkan untuk menunjukkan kesaktiannya, maka sudah pasti banyak orang yg meminta mereka utk menceritakan tentang masa lalu mereka dan meminta ramalan dan lain lain.

Miracle kedua adalah miracle yg diperoleh oleh pikiran terlatih dari orang-orang yg bermeditasi. Setelah mencapai jhana pertama bagi orang yg melakukan meditasi, kulitnya, wajahnya akan kelihatan bersinar-sinar tanpa memakai kosmetik apapun, kulitnya halus, putih dan bersih. Jika dia meninggalkan tarikan itu dan melanjutkan meditasinya mencapai jhana kedua, miracle lain akan diperolehnya lagi, seperti mengetahui kejadian pada masa lalu, kehidupan yg lalu, kejadian yg akan datang, mendengar suara sejauh manapun. Pada jhana ketiga, dia dapat menunjukkan dirinya dimanapun juga, membuat satu menjadi seratus, seribu bayangan, menembus gunung dan laut dan lain-lain. Bila dia juga meninggalkan tarikan-tarikan dari miracle yg diperolehnya ini dan melanjutkan ke jhana ke-empat, maka dia akan mencapai penerangan sempurna menjadi seorang Arahat yang bebas dari belenggu apapun.

Pengalaman saya sendiri dari meditasi adalah sewaktu saya masih menjadi siswa di universitas. Meditasi pula lah yang membawa saya menuju ke ajaran Buddha. Seperti yang pernah saya katakan, saya banyak membaca buku termasuk buku meditasi. Saya selalu bermeditasi sebelum belajar, ini sangat membantu konsentrasi saya. Dengan demikian pelajaran yang saya belajar atau hafal lebih mudah saya pahami. Inilah keajaiban yang saya peroleh pertama-tama dalam meditasi.

Dalam kehidupan di biara, ada peraturan tidak tertulis di mana biasanya makanan yg lebih baik akan terlebih dahulu diberikan pada bhikkhu yang lebih senior.

Suatu hari ada penderma yg memberikan sebuah paha ayam ke dapur biara. Paha ayam ini disediakan di mangkuk bhikkhu senior di meja makan. Para bhikkhu berkumpul di ruang makan dan berdiri di samping meja makan untuk berdoa sebelum mulai makan.

Setelah selesai berdoa, begitu baru duduk, bhikkhu senior memanggil salah seorang bhikkhu junior dan berkata ambillah paha ayam ini dan makanlah ia kalau kamu memang begitu menginginkannya.

Ada cerita lain tentang meditasi, ini adalah mengenai pengalaman saya berkotbah tentang meditasi. Seperti yg pernah saya beritahu tentang pengajaran saya di penjara Australia barat. Pada hari pertama saya mengajar tentang meditasi, hampir seratus persen dari narapidana di penjara itu yg hadir. Saya sangat gembira karena saya kira orang yg berminat pada ajaran Sang Buddha semakin bertambah dan ini adalah suatu tampak positif pada Buddhism. Pada acara tanya jawab, mereka serentak bertanya "benarkan bermeditasi dapat menembus tembok?" Setelah mendengar penjelasan saya, tampak dengan jelas mereka semua terlihat kecewa. Pada pelajaran selanjutnya cuma beberapa orang yg hadir. Saya menghampiri petugas penjara dan bertanya kenapa yg datang sangat sedikit. Sambil tertawa petugas itu menjawab, mereka kira mereka dapat belajar meditasi dan melarikan diri dari penjara dengan menembus tembok. Mendengar penjelasannya, saya menjadi tersenyum.

Miracle jenis ketiga adalah miracle yang diperoleh dari pikiran terlatih melalui pendidikan dan latihan (education and training). Sang Buddha berkata, dengan pendidikan dan latihan dengan kesungguhan, manusia dapat memperoleh miracle yang dapat mengubah kehidupannya. Seperti seorang yg bodoh jika dididik tidak pintar juga tetapi setelah lama berlatihan dia akan lebih maju walaupun tidak menjadi sepintar apa yang kita harap. Miracle jenis ketiga inilah yang Sang Buddha harapkan kita untuk mengembangkannya.

Ada kisah benar mengenai seorang anak yg sangat bodoh di sebuah kampung di Thailand. Dia seperguruan dengan saya, tetapi saya tidak akan mengatakan siapa namanya. Sejak kecil anak itu begitu bodoh dan malas untuk belajar, dan selalu tinggal kelas. Orang tuanya menjadi putus asa, dan sudah menjadi tradisi orang Thai utk membawa anaknya ke biara untuk dididik pendeta kalau memang mereka sudah angkat tangan. Maka tinggallah anak ini di dalam biara, Para pendeta mengajarkan dia membaca paritta dan menyuruhnya utk menghafalnya, tetapi paritta terpendek pun sepertinya sulit dia hafalkan. Akhirnya ada seorang bhikkhu yg menganjurkan untuk mendidiknya bermeditasi, pertama-tama dia diajarkan meditasi pernafasan yg paling mudah. Ternyata anak ini sangat mudah menerima ajaran ini, dan dia seperti sangat suka sekali dengan pelajaran meditasi. Dia sangat rajin melatih dan melatih terus setiap hari dan ternyata tidak lama kemudian dia berhasil dan mulai dari itu pikirannya mulai terbuka dan tidak sebodoh dulu lagi. Itulah keajaiban yg dikatakan Sang Buddha, keajaiban yang diperoleh dari pendidikan dan latihan. Sekarang anak itu hampir seumur dengan saya atau bahkan lebih tua, dan dia sekarang adalah seorang guru meditasi yg sangat baik.

Selain pendidikan, contoh keajaiban yg terjadi dengan training (latihan) adalah cerita tentang seorang officer penjara yg sangat dibenciin oleh narapidana. Semasa saya mengajar di penjara, saya ketahui di dalam penjara itu ada salah seorang officer yg sangat dibenciin oleh narapidana. Menurut cerita narapidana yang mengikuti kelas saya, officer ini sangat congkak dan jahat. Salah seorang narapidana itu paling benci padanya karena dia pernah dipermainkan oleh officer ini. Menurutnya, setelah dipenjara 3 bulan lamanya, istrinya berhasil membujuk seorang teman utk membawanya menjenguk narapidana ini di penjara. Di Australia sangat luas, tidak seperti di Singapore, dari suatu tempat ke tempat lain sangat jauh, apalagi ke penjara, tentu saja di tempat yg sangat asing dan terpencil, jika tidak ada kendaraan sendiri sangat susah utk menjenguk ke penjara. Setelah bersusah payah istrinya berhasil ke penjara, mereka tidak bisa saling bertemu. Karena menurut narapidana itu didukung oleh teman-temannya, officer yg kebetulan bertugas itu sengaja berbuat demikian. Officer itu tahu istrinya datang menjenguknya, juga tahu dia lagi bekerja di bagian barat dari penjara itu. Tetapi officer itu sengaja memanggil-manggil dengan radio di bagian timur saja, tentu saja dia tidak dengar. Pada saat temannya memberitahunya, dan dia lari ke ruang pengunjung, masa kunjung sudah berakhir. Sejak saat itu kebenciannya kepada petugas itu semakin mendalam.

Jadi sewaktu saya memberikan pelajaran tentang cinta kasih terhadap semua makhluk termasuk orang yang kita benci ataupun musuh kita, narapidana ini sangat memprotes. Dia berkata kepadaku, itu mudah dilakukan oleh seorang pendeta yang tinggal di biara seperti saya, tetapi mereka bukan hidup dibiara yang dipenuhi oleh orang-orang yang memiliki cinta kasih, mereka hidup di dunia nyata yang penuh dgn berbagai macam manusia jahat.

Saya bilang tanggapannya itu tidak benar. Kalau memang benar kita berniat mengembangkan cinta kasih, itu bisa dipupuk dengan latihan. Saya sebagai seorang bhikkhu tidak boleh bertaruh dengan kamu, tetapi percayalah dengan cinta kasihmu, kamu dapat merubah officer yg kamu katakan jahat itu menjadi officer yg juga penuh cinta kasih. Saya akan mengajar di sini selama tiga bulan. Kalau kamu benar percaya pada Dhamma yg diajarkan Sang Buddha, lakukanlah apa yang saya nasehati utk mengembangkan cinta kasih ini. Narapidana ini terdiam, tetapi teman-temannya segera ribut-ribut dan membujuknya utk membuktikan. Ada pula yang bertaruh. Akhirnya dia setuju, dan saya menyuruhnya utk membuat segelas kopi dan memberikan kepada officer itu.

Dia merasa enggan. Tetapi akhirnya dia pergi. Saya katakan padanya kamu harus membawa kopi yang kamu buat sendiri dengan perasaan cinta yg tulus dari hatimu sambil berkata "may whoever drinks this coffee be well and be happy".

Ini bukan mantra atau sejenisnya, tetapi dengan menyebutnya, hati kita lebih konsentrasi, dan menambah percaya diri.

Dia bilang, officer itu tidak menghiraukan kopinya, seperti tidak melihat adanya kehadiran dia. Saya bilang tidak apa-apa, lanjutkanlah. Setelah tiga hari, tidak ada perkembangan juga. Saya bilang lagi, kamu harus memberikannya dengan senyuman dan salam, jangan cuma sekedar membawa kopi itu ke mejanya.

Kemudian setelah seminggu, saya tanya bagaimana? Dia bilang akhirnya officer itu ada tanggapan, "EHM" begitu aja. Ini juga udah langka karena officer itu terkenal dingin sikapnya.

Saya bilang ok, sekarang kamu tambahkan lagi beberapa potong biskuit untuknya. Dia sendiri mungkin juga sangat penasaran tentang officer ini, sehingga dia menurut apa yang saya katakan. Kemudia dia bilang dia berkata pada officer itu, "SIR, ini adalah kopi yg saya buat special untuk mu, dan biskuit ini saya menyuruh orang membelinya dari luar tetapi saya tidak memakannya, karena saya ingat utk menyimpannya buat kamu."

Officer itu pertama kali melihat wajahnya dan mengangguk. Setelah beberapa lama lagi, hampir sebulan, narapidana itu dengan hati berbunga-bunga mencariku setelah saya selesai mengajar. Dia berkata, bhikkhu, kamu benar, cinta kasih bisa berkembang di mana saja kalau kita memang berniat. Kemarin, untuk pertama kalinya, officer itu tersenyum padaku sewaktu saya membawakan kopi dan biskuit untuknya. Menurut teman-teman lain, dia bukan hanya tersenyum padaku, juga mengangguk pada narapidana lain yg memberi salam padanya. This is miracle.

Pada hari terakhir tugas pengajaran saya di penjara itu, saya sempat bertanya pada narapidana itu lagi bagaimana perkembangannya. Dia berkata sangat baik, sekarang dia dan officer itu menjadi banyak bercerita satu sama lain.

Saya harap kalian juga sebagai umat Buddhist biasa dapat mengembangkan miracle (keajaiban) dari the third miracle yang dikatakan Sang Buddha, yakni mengembangkan pendidikan kalian, anak-anak kalian ditambah dengan latihan sesungguh hati. Percayalah, kalian juga akan menemukan keajaiban pada diri kalian sendiri.



sumber :  http://indonesiaindonesia.com/f/34906-miracles-prophecies-and-science/

No comments:

Post a Comment