Pengunjung

free counters

Saturday, December 15, 2012

a Hindu, Ajaran atau Pelajaran Tentang Agama Hindu Apakah Masih Tidak Percaya Dengan Reinkarnasi atau Kelahiran Kembali?

Banyak yang salah persepsi kalau ada Reinkarnasi berarti tidak ada Surga / Neraka ?
Yang benar : Reinkarnasi ada, surga juga ada. Namun demikian kita harus berharap hidup sekarang yang singkat ini adalah reinkarnasi yang terakhir karena kalau tidak hati-hati dunia material ini “menjerumuskan”.

Kenapa kita reinkarnasi? itu tergantung kita sendiri, kalau Karma (ibadah, amalan, tabungan kebaikan, pahala) kita cukup atau sangat baik dalam reinkarnasi sekarang maka setelah meninggal kita akan masuk “Surga Sementara” (alam / planet-planet Para Dewa), namun setelah pahala kita habis kita akan reinkarnasi kembali ke dunia ini dengan karakter yang didominasi oleh sifat-sifat yang baik untuk kembali berproses meningkatkan kesadaran suci..
Atau bila prosentase karma buruknya tinggi maka akan langsung reinkarnasi ke dunia ini atau ke salah satu dari 7 tingkat planet-planet material lain yang lebih rendah dari Bumi dengan “nasib” dan sifat-sifat yang sesuai dengan karmanya (yang didominasi oleh sifat-sifat nafsu dan atau kebodohan), mengalami kelahiran dan kematian berulang kali, sampai pada suatu saat, mungkin saja akan mulai bertahap menekuni keinsafan diri atau bahkan terus terjerumus timbul tenggelam dalam lautan kehidupan material yang mengsengsarakan. “Neraka” diasosiasikan dengan alam material yang penuh penderitaan.
Namun..
kelahiran singkat di Planet Bumi kita ini adalah kesempatan yang terbaik yang ditunggu-tunggu untuk mencapai kebebasan, bahkan ditunggu-tunggu oleh penghuni dari 7 tingkat planet-planet surga, karena di Planet Bumi tempat paling ideal untuk “ujian mengatasi tipuan Maya” dimana keadaan atau godaan ke hal yang baik dan ke hal yang buruk seimbang.
Saat mereka di Surga berfikir alangkah mudahnya mengatasi ilusi maya di Bumi ini karena hidup di Bumi sangat singkat dan penuh dengan hal-hal yang buruk dengan demikian ketidakterikatan terhadap hal-hal relatif  di dunia ini sangatlah mudah untuk dilakukan, dan segera setelah itu mencapai kebebasan atau Moksha.
Namun setelah benar-benar lahir di Bumi ini seperti halnya kita.. menyia-nyakan waktu yang sangat berharga dengan senang hati ikut terombang-ambing dalam arus kehidupan sehari-hari yang membawa kita ke keadaan yang tidak menentu, bahkan kematian sudah semakin dekat tanpa pencapaian kesempurnaan keinsafan diri seperti yang kita gembar-gemborkan saat kehidupan sebelumnya.
Di Bumi ini orang-orang yang tidak mau lagi menyia-nyiakan kesempatan hidup ini dengan tekad bulat untuk berhenti mengikuti arus kehidupan yang tidak kekal dan tidak menentu, memahami pengetahuan spiritual sejati  untuk menuju kebahagiaan yang kekal, dengan melatih ketidakterikatan yang kemudian mengembangkan sifat-sifat iklas, tanpa pamrih, tidak mementingkan diri-sendiri, seimbang dalam keadaan suka maupun duka, damai, tanpa ego, cinta kasih terhadap sesama dan semua mahluk,  dst. adalah sifat-sifat  rohani / surgawi.
Bila sifat-sifat rohani tersebut sudah merupakan karakter seseorang dan tetap dipelihara sampai saat-saat kematian  maka seseorang akan terbebas dari reinkarnasi kembali ke alam material (moksha), menetap di “Surga Abadi”, alam rohani Tuhan yang abadi, alam yang berada diluar alam semesta material, alam kebahagiaan tertinggi yang penuh cinta, alam yang tidak akan mengalami peleburan (“kiamat”) sebagaimana alam material dan alam Para Dewa suatu saat akan mengalaminya.
—————————–
Bhagavad-gita 2.12
Pada masa lampau tidak pernah ada suatu saat pun Aku, engkau maupun semua raja ini tidak ada; dan pada masa yang akan datang tidak satupun di antara kita semua akan lenyap.
Bhagavad-gita 2.22
Seperti halnya seseorang mengenakan pakaian baru, dan membuka pakaian lama, begitu pula sang roh menerima badan-badan jasmani yang baru, dengan meninggalkan badan-badan lama yang tidak berguna.
Bhagavad-gita 8.15
Sesudah mencapai kepada-Ku, roh-roh yang mulia, yogi-yogi dalam bhakti, tidak pernah kembali ke dunia fana yang penuh kesengsaraan, sebab mereka sudah mencapai kesempurnaan tertinggi.
Bhagavad-gita 8.16
Dari planet tertinggi di dunia material sampai dengan planet yang paling rendah, semuanya tempat-tempat kesengsaraan, tempat kelahiran dan kematian dialami berulang kali. Tetapi orang yang mencapai tempat tinggal-Ku tidak akan pernah dilahirkan lagi, wahai putera Kunti.
Bhagavad-gita 9.21
Bila mereka sudah menikmati kesenangan indria-indria yang luas di surga seperti itu dan hasil kegiatan salehnya sudah habis, mereka kembali lagi ke planet ini, tempat kematian. Jadi, orang yang mencari kenikmatan indria-indria dengan mengikuti prinsip-prinsip dari tiga veda hanya mencapai kelahiran dan kematian berulang kali.
Bhagavad-gita 12.6
Tetapi orang yang menyembah-Ku, menyerahkan segala kegiatannya kepada-Ku, setia kepada-Ku tanpa menyimpang, tekun dalam pengabdian suci bhakti, selalu bersemadi kepada-Ku, dan sudah memusatkan pikirannya kepada-Ku- cepat Kuselamatkan dari lautan kelahiran dan kematian, wahai putera Prtha.
—————————–
Selain itu banyak yang memberikan pernyataan : reinkarnasi menjadi hewan atau tumbuhan, padahal kalaupun ada itu hanya kasus tertentu saja dan hanya bersifat sementara.
Reinkarnasi menunjukkan ke-Maha Adil-an Tuhan, kita dilahirkan berbeda-beda : sifat-sifat, fisik, rejeki, kecerdasan, dst. Reinkarnasi juga menunjukkan Tuhan Maha Pengampun. Untuk Kebebasan dari kelahiran dan kematian dari alam material ditempuh dengan menekuni Ketidakterikatan, cinta kasih, dan Bhakti kepada Tuhan. Tetapi walaupun belum tercapai, usaha-usaha spiritual kita dalam kelahiran sekarang tidak akan sia-sia.

—————————–
Bhagavad-gita 6.37

Arjuna berkata; o Krsna, bagaimana nasib seorang rohaniwan yang tidak mencapai sukses, yang mulai mengikuti proses keinsafan diri pada permulaan dengan kepercayaan, tetapi kemudian berhenti karena pikiran yang duniawi dan dengan demikian tidak mencapai kesempurnaan dalam kebatinan?
Bhagavad-gita 6.41
Sesudah seorang yogi yang tidak mencapai sukses menikmati selama bertahun-tahun di planet-planet makhluk yang saleh, ia dilahirkan dalam keluarga orang saleh atau dalam keluarga bangsawan yang kaya.
Bhagavad-gita 6.42
Atau (kalau dia belum mencapai sukses sesudah lama berlatih yoga) dia dilahirkan dalam keluarga rohaniwan yang pasti memiliki kebijaksanaan yang tinggi. Memang, jarang sekali seseorang dilahirkan dalam keadaan seperti itu di dunia ini
Bhagavad-gita 6.43
Sesudah dilahirkan seperti itu, sekali lagi dia menghidupkan kesadaran suci dari penjelmaannya yang dahulu, dan dia berusaha maju lebih lanjut untuk mencapai sukses yang lengkap, wahai Putera Kuru.
Bhagavad-gita 6.44
Berkat kesadaran suci dari penjelmaan sebelumnya, dengan sendirinya dia tertarik kepada prinsip-prinsip yoga-kendati pun tanpa diupayakan. Seorang rohaniwan yang ingin menemukan jawaban seperti itu selalu berada di atas prinsip-prinsip ritual dari kitab suci.
Bhagavad-gita 6.45
Apabila seorang yogi tekun dengan usaha yang tulus ikhlas untuk maju lebih lanjut, dengan disucikan dari segala pencemaran, akhirnya ia mencapai kesempurnaan sesudah melatihnya selama banyak penjelmaan, dan ia mencapai tujuan tertinggi.
—————————–
Menggunakan Waktu, Keteguhan hati dan Tekad untuk keSurga atau ke Neraka?

Karena itu jangan kau gunakan keteguhan hati dan kekuatanmu untuk melakukan hal-hal yang tidak baik, atau bahkan untuk urusan-urusan duniawi biasa; melainkan pakailah tenaga dan tekadmu untuk memperoleh rahmat Tuhan. Gunakan waktu dan tenagamu untuk mengendalikan keresahan pikiran dan membina keteguhan hati.
Engkau harus merasa bahwa semua sifat Tuhan terwujud dalam dirimu. “Kelapangan hati Tuhan harus menjadi bagian dari diriku. Sifat tidak mementingkan diri sendiri yang merupakan ciri khas Tuhan harus menjadi bagian dari diriku. Cinta kasih Tuhan yang tidak terbatas harus menjadi bagian dari diriku.” Jika engkau memiliki perasaan ini maka engkau mencapai tahap “aku dan Dia satu”, dan terjadilah kemanunggalan yang sempurna. Engkau harus tak putus-putusnya berusaha mencapai perasaan ini; kerahkan segenap tenagamu untuk mencapainya. (-Bhagavan Sri Sathya Sai Baba – ).


Ilustrasi, dengan ketidakterikatan, cinta kasih, dan Bhakti
kepada Tuhan, Tuhan menyelamatkan seseorang dari lautan
penderitaan kelahiran dan kematian di alam material.
Image : asitis.com


sumber :  http://agamahindu9.wordpress.com/2012/06/11/apakah-masih-tidak-percaya-dengan-reinkarnasi-atau-kelahiran-kembali/

No comments:

Post a Comment