Tata Susila berarti peraturan tingkah laku
yang baik dan mulia yang harus menjadi pedoman hidup manusia. Tujuan tata susila ialah
untuk membina hubungan yang selaras atau perhubungan yang rukun antara seseorang (Jiwatma)
dengan mahluk yang hidup disekitarnya, perhubungan yang selaras antara keluarga yang
membentuk masyarakat dengan masyarakat itu sendiri, antara satu bangsa dengan bangsa yang
lain dan antara manusia dengan alam sekitarnya. Telah menjadi kenyataan bahwa perhubungan
yang selaras atau rukun antara seseorang dengan mahluk sesamanya, antara anggota-anggota
sesuatu masyarakat, suatu bangsa, manusia dan sebagainya, menyebabkan hidup yang aman dan
sentosa. Suatu keluarga masyarakat bangsa atau manusia, yang anggota-anggotanya hidup
tidak rukun atau tidak selaras pasti akan runtuh dan ambruk. Perhubungan yang rukun dan
selaras berarti kebahagiaan dan perhubungan yang kacau, atau tidak rukun berarti
malapetaka.
Tata Susila membina watak manusia untuk
menjadi anggota keluarga, anggota masyarakat yang baik, menjadi putra bangsa dan menjadi
masusia yang berpribadi mulia, serta membimbing mereka untuk mencapai pantai bahagia.
Selain dari pada itu, tata susila juga menuntun seseorang untuk mempersatukan dirinya
dengan mahluk sesamanya dan akhirnya menuntun mereka untuk mencapai kesatuan Jiwatmanya
(rohnya) dengan Paratmatma (Hyang Widhi Wasa atau Brahman).
Adapun kebahagiaan yang mutlak dan abadi,
hanya dapat dinikmati bilamana roh seseorang (Jiwatman) dapat mencapai kesatuan
dengan Hyang Widhi; karena kesatuan antara jiwatma dengan Hyang Widhi itu saja yang dapat
memberi kebahagiaan yang diliputi oleh perasaan tenang dan tenteram karena murninya roh (atma)
yang disebut dalam istilah sanskrit Ananda. Didalam Bhagavad Gita VI, 20,21 dan 22 Çri
Krsna menerangkan kepada Arjuna, mengenai Ananda atau kebahagiaan rohani yang kekal yang
disebut oleh jiwatma dapat mencapai kesatuannya dengan Hyang Widhi (Paramatma),
yang bunyinya sebagai berikut:
Bhagavad Gita VI.20
Yatroparamate cittam niruddham yoga sewaya yatro caiwa atmanatmanam pasyam atmani tusyati. maksudnya: Bilamana hati (seseorang) merasa bahagia karena ditentramkan oleh latihan yoga; bilamana ia melihat Hyang Widhi (paramatma) dengan pengamatan rohnya (jiwatma), maka ia akan menikmati kebahagiaan rohani.
Bhagavad Gita VI.21
Sukham atyantikam yat tad buddhigrahyam atinfriyam, wetti yatra na caiwa yam, athitaccalati tattwatah. maksudnya: Pada waktu ia menikmati kebahagiaan rohani yang tiada bandingnya, yang hanya dapat dicapai dengan budhi, yang lebih tinggi dari panca indra, tetap (menikmati kebahagiaan itu) tiada akan jauh berada dari Yang Mutlak.
Bhagavad Gita VI.22
Yam labdhwa caparam labham manyate nadhikam tatah yasmin sthito na duhkena, gurunapi wicalayate. maksudnya: Setelah mendapat kebahagiaan yang ia pandang tiada terbanding itu dan tetap ada di dalam kebahagiaan itu, tiada ia akan gentar, walaupun ditimpa malapetaka yang hebat.
sumber : http://okanila.brinkster.net/mediaFull.asp?ID=351&cat=
|
Saturday, December 15, 2012
Tata Susila
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment