Jhana secara harfiah berarti api, atau cemerlang. Jadi jhana bisa diterjemahkan sebagai keadaan mental yang cemerlang.
Sungguh waspada dan terpusat. Ketika seseorang mencapai jhana,
pikirannya tertumpu pada satu objek saja, tidak terpencar sebagaimana
biasanya, dan benar-benar penuh kewaspadaan dan terpusat.
Sebagai contoh, dari penjelasan jhana keempat di atas kita lihat bahwa
kewaspadaan adalah sepenuhnya murni disini. Dimana pikiran tidak
terpencar tetapi terpusat, berada pada keadaan yang murni cemerlang,20
dan dipenuhi oleh kebahagiaan.
Jadi makhluk yang mencapai jhana bisa terlahirkan di alam brahma
berbentuk (rupaloka) dengan tubuh yang bersinar dan mengalami
kebahagiaan yang sangat, untuk jangka waktu yang lama. Bagi banyak
orang, tahap ini tidak mudah dicapai karena harus mampu melepaskan
keterikatan-keterikatan.
Untuk alasan inilah, maka ia disebutkan sebagai pencapaian manusia yang
luar biasa (uttari manussa dhamma) di dalam berbagai sutta. Empat jhana
ini didefinisikan di berbagai sutta seperti berikut:
Jhana pertama
* Berhentinya persepsi terhadap kenikmatan duniawi
* Persepsi yang halus tapi nyata terhadap kegirangan dan kesenangan yang terlahir dari kesendirian (DN 9)
* Tidak terlihat oleh mara (MN 25)
* Lima penghalang ditinggalkan dan lima faktor jhana diraih (MN 43)
* Yang masih belum ditenangkan ke tingkat yang lebih tinggi (MN 66)
* Pikiran yang tertuju pada hal-hal yang tak bajik lenyap tanpa sisa (MN 78)
* Berhentinya batin yang masih berbicara (SN 36.11)
* Lenyapnya kesakitan tubuh (SN 48.4.10)
* Berada dalam kediaman yang bahagia (AN 6.29)
* Melampaui jangkauan mara (AN 9.39)
Jhana kedua
* Persepsi yang halus tapi nyata terhadap kegirangan dan kesenangan yang terlahir dari kesendirian (DN 9)
* Yang masih belum ditenangkan ke tingkat yang lebih tinggi (MN 66)
* Pikiran yang tertuju pada hal-hal yang bajik lenyap (MN 78)
* Tahap kesunyian Ariya (SN 21.1)
* Berhentinya pemikiran pemicu dan pemikiran yang bertahan (SN 36.11)
* Kegirangan yang lahir bukan dari hal-hal duniawi (SN 36.29)
* Kesedihan mental lenyap (SN 48.4.10)
Jhana ketiga
* Persepsi yang halus tapi nyata terhadap kesenangan dan keseimbangan batin (DN 9)
* Yang masih belum ditenangkan ke tingkat yang lebih tinggi (MN 66)
* Lenyapnya kegirangan (SN 36.11)
* Kesenangan yang lahir bukan dari hal-hal duniawi (SN 36.29)
* Kesenangan tubuh lenyap (SN 48.4.10)
Jhana keempat
* Persepsi yang halus tapi nyata terhadap yang bukan derita maupun senang (DN 9)
* Kewaspadaan (sati) yang murni dan keseimbangan batin yang sepenuhnya (MN 39)
* Seluruh tubuh dirembesi oleh pikiran yang terang dan murni (MN 39)
* Yang sudah tak dapat ditenangkan ke tingkat yang lebih tinggi (MN 66)
* Bisa berbicara dengan makhluk sorga dan keseluruhan dunia yang menyenangkan telah direalisasikan (MN 79)
* Keseimbangan batin yang bukan bersifat duniawi (SN 36.29)
* Berhentinya pernafasan (SN 36.11)
* Kesenangan mental lenyap (SN 48.4.10)
* Keluar dari tahap ini, dia berjalan, berdiri dan seterusnya dengan kebahagiaan yang terlahir dari ketenangan (AN 3.63)
* Menuntun pada penembusan yang sepenuhnya dari elemen yang tak terhitung (AN 6.29)
DN = Digha Nikaya
MN = Majjhima Nikaya
AN = Anguttara Nikaya
SN = Samyutta Nikaya
sumber : http://www.wihara.com/forum/meditasi/4846-apa-itu-jhana.html
No comments:
Post a Comment