Yama dan Niyama, dasar etika dalam Hindu, selain dirinci sebagai Panca Yama dan Panca Niyama dalam Yoga Sutra Patanjali, juga dirinci sebagai Dasa Yama dan Dasa Niyama dalam kitab Sarasamuccaya oleh Bhagavan Vararusi. Rinciannya adalah sebagai berikut:
DASA YAMA :
1. Anrshangsya – Tidak egois. Tidak mementingkan diri sendiri
2. Kshama – Sabar. Suka mengampuni dan tahan uji dalam kehidupan.
3. Satya – Kebenaran. Tidak berniat untuk menipu orang lain dalam pikiran, serta kata-kata dan tindakan.
4. Ahimsa – Tanpa kekerasan.Tidak merugikan orang lain atau makhluk hidup lainnya. Tidak merugikan diri sendiri. Tidak merusak lingkungan. Toleransi bahkan untuk yang kita tidak sukai. Tidak berbicara yang, meskipun jujur, akan melukai orang lain.
5. Dama – Dapat menasehati diri sendiri.
6. Arjava – Jujur dan mempertahankan kebenaran.
7. Priti – Cinta kasih terhadap sesama makhluk.
8. Prasada – Berpikir dan berhati suci dan tanpa pamrih.
9. Madhurya – Ramah tamah, lemah lembut dan sopan santun.
10. Mardava – Rendah hati, tidak sombong dan berpikir halus.
DASA NIYAMA :
1. Dana – Dermawan. Suka memberikan layanan atau bantuan tanpa pamrih.
2. Ijya – Sembahyang. Pemujaan terhadap Brahman, para Dewa dan leluhur.
3. Tapa – Kesederhanaan. Komitmen yang mendalam untuk sadhana kita.
4. Dhyana – Memusatkan pikiran kepada Brahman.
5. Upasthanigraha – Mengendalikan hawa nafsu seksual.
6. Svadhyaya – Mengenal diri sendiri. Edukasi diri spiritual. Kontemplasi dan penerapan kitab suci atau teks-teks suci dari jalan yang kita pilih.
7. Vrata – Tidak mengkhianati sumpah dan janji.
8. Upavasa – Berpuasa; berpantang makan dan minum.
9. Mauna – Membatasi perkataan. konservasi energi untuk tujuan latihan spiritual, termasuk melindungi energi dengan menghindari berceloteh tak berujung tanpa tujuan yang jelas.
10. Snana – Kebersihan. Tidak hanya kebersihan tubuh eksternal, tetapi memperhatikan kebersihan internal seperti menghindari kotoran berupa kemarahan dan egoisme. Sikap sederhana, tidak berlebih-lebihan.
“yamaan seveta satatam na tiyam niyamaan budhah, yamaan patatyasevan hi niyamaan kevalaan bhayan.” –Sarasamuccaya 258.
Maksudnya: Yama harus diusahakan pelaksanaannya setiap saat; sedangkan Niyama tidak dilaksanakan sepanjang waktu. Orang yang melaksanakan Niyama tetapi mengabaikan Yama, orang yang demikian akan masuk ke dalam bahaya (tidak menemukan ketenangan dan kemuliaannya).
sumber : http://canangsari.net/2012/04/dasa-yama-dan-dasa-niyama/
No comments:
Post a Comment