QUESTION:
Kenapa kehidupan manusia lebih banyak susahnya dibandingkan senangnya?
ANSWER:
Kehidupan kita sebagai manusia tidak
dapat lepas dari hukum Hyang Widhi, yaitu: suka – duka – lara – pati.
Siapapun pernah mengalami empat keadaan itu baik ia orang berpangkat,
berbangsa, berkuasa, bahkan rakyat jelata.
Agama (Hindu) berperan sebagai pedoman
hidup di kala manusia mengalami empat keadaan itu. Singkatnya, di saat
kita senang (suka) jangan terlalu takabur, di saat kita susah (duka),
lara dan menemui kematian jangan terlalu sedih.
Empat keadaan itu juga membuktikan bahwa
menjadi manusia lebih banyak susahnya (duka – lara – pati) dibanding
dengan senangnya (suka) karena begitulah hukum Hyang Widhi yang
bertujuan agar manusia selalu mawas diri karena tugas atman (roh)
menjelma menjadi manusia adalah untuk meningkatkan kesucian secara
bertahap sehingga di suatu saat atman (roh) bisa bersatu dengan Brahman
(Hyang Widhi), itu yang dinamakan “amoring acintya” di mana akan
ditemukan “suka tanpawali duka”.
Jadi gunakanlah kehidupan sebagai manusia dengan sebaik-baiknya dalam arti senantiasa menegakkan dharma.
Manusia berbuat kekeliruan namun apa
yang telah terlanjur terjadi jangan terlalu disesalkan. Kita harus
bersemangat untuk bangkit. Pengalaman lalu merupakan pelajaran berharga
untuk memacu kita menjadi dewasa dan bertanggung jawab.
sumber : http://stitidharma.org/suka-duka-lara-pati/
No comments:
Post a Comment