Pengunjung

free counters

Thursday, November 29, 2012


“Jika bumi, gunung semeru, dan samudra hancur oleh kobaran api dari tujuh matahari, dan tak ada sebutir debupun yang tersisa, lalu kenapa berpikir bahwa manusia yang begitu lemah adalah abadi?” (Nagarjuna dalam Suhrleka).


“Akhir yang pasti dari tubuh adalah berubah menjadi debu, mengering, dan membusuk; dan adalah tumpukan tulang kotor yang tidak memiliki apa-apa, organ-organ tubuh akan rusak dan membusuk. Ketahuilah bahwa tubuh memiliki sifat akan terurai.” (Nagarjuna dalam Suhrleka).

  “Wajah yang cantik, suara yang merdu, kegantengan, dan kebijaksanaan, kekuasaan, serta mempunyai banyak pengikut, semua ini dapat diperoleh sebagai pahala perbuatan baik.” (Nidhikhanda Sutta)


“Dilihat dari sudut pandang yang berbeda, kemolekan tubuh seorang wanita adalah tidak murni, punya sembilan lubang, seperti bejana bau busuk dan sulit diisi; dan dari sudut pandang lainnya sebuah selubung kulit yang dihiasi.” (Nagarjuna dalam Suhrleka).

 Ratthapala, seorang murid Sang Buddha melukiskan wanita (penggoda) sebagai berikut: “Lihatlah tubuh itu khayali, membalut seperangkat rangka, penuh luka, berpenyakit, dan menuntut banyak pikiran. Baginya tiada yang pernah tetap, tiada abadi. Lihatlah wujud khayali, walaupun dalam pakaian gemerlap, dengan cincin dan perhiasan, tulang belulang bersarungkan kulit. Kuku diwarnai cat, wajah dipulas bedak, cukup memperdaya si dungu, namun tidak bagi pencari kekekalan. (Majjhima Nikaya 82)





No comments:

Post a Comment