Teori Hukum Karma
Oleh : Hirabhai Thakkar
Disarikan dan Diedit Oleh :
Disarikan dan Diedit Oleh :
(Untuk kalangan sendiri dan tidak
diperjual-belikan. Merupakan sebuah tugas dharma yang mulia apabila
karya ini dilipat-gandakan dan disebarkan ke umat sedharma).
PRAKATA
Sedikit Tentang Riwayat Hidup Hirabhai Thakkar
Beliau pernah menjadi ketua dari Theosophical Society di Gandhinagar ibukota Propinsi Gujarat India. Beliau adalah seorang ahli dalam penalaran Bhagawat-Gita dan Wedanta, dan telah berceramah di berbagai kota, desa di Gujarat termasuk Saurashtra dan Maharashtra baik selama mengabdi ke negara (sebagai Deputy Dept Collector di Dep. Revenue India). Pada usia 58 tahun, beliau pensiun. Pada tahun 1985, beliau berkelana ke U.S.A. dan berceramah dalam Bahasa Inggris, Hindi dan Gujarati di Rochester N.Y., New York, New Jersey, Baltimore, Washington, Chicago, Los Angeles, San-Jose San Fransisco di California, Releigh-Wiston, Charlotte di North Carolina, Spartanburg di South Carolina, Youngstown di Ohio, Harrisburg-Pittsburg di Pensilvania, Boulder City di Nevada dan Miami di Florida.
Di London Inggris, beliau berceramah di Wembly Lister dan Coventry. Beliau terus berkelana sesuai dengan karma-karma beliau, ke Afrika Selatan dan berceramah di kota-kota besar di sana seperti Durban, Tongat, Stangar, Verlum, Reservoir Hills, Cape Town, Johanesburg, Pretoria, Petermeritsburg East London, Uton Hague dan Port Elizabelt.
Beliaupun telah mengunjungi Mauritius dan berceramah di Divine Life Society University dan berbagai institusi lainnya di sana. Sumbangan besar beliau dalam bidang filosofi India tercermin dalam kedua buku beliau yaitu, Vedanta Vichar (Wicara Vedanta) dan Theory of Karma (karya ini). Beliau memperkenankan siapa saja untuk menyebarkan karya-karyanya agar Dharma dapat difahami oleh siapa saja yang memerlukannya. Merupakan sebuah kehormatan bagi saya pribadi untuk menimba dan mempelajari lebih banyak lagi akan isi karya ini dan menyebarkannya ke umat se-Dharma dalam bahasa Indonesia.
Beliau pernah menjadi ketua dari Theosophical Society di Gandhinagar ibukota Propinsi Gujarat India. Beliau adalah seorang ahli dalam penalaran Bhagawat-Gita dan Wedanta, dan telah berceramah di berbagai kota, desa di Gujarat termasuk Saurashtra dan Maharashtra baik selama mengabdi ke negara (sebagai Deputy Dept Collector di Dep. Revenue India). Pada usia 58 tahun, beliau pensiun. Pada tahun 1985, beliau berkelana ke U.S.A. dan berceramah dalam Bahasa Inggris, Hindi dan Gujarati di Rochester N.Y., New York, New Jersey, Baltimore, Washington, Chicago, Los Angeles, San-Jose San Fransisco di California, Releigh-Wiston, Charlotte di North Carolina, Spartanburg di South Carolina, Youngstown di Ohio, Harrisburg-Pittsburg di Pensilvania, Boulder City di Nevada dan Miami di Florida.
Di London Inggris, beliau berceramah di Wembly Lister dan Coventry. Beliau terus berkelana sesuai dengan karma-karma beliau, ke Afrika Selatan dan berceramah di kota-kota besar di sana seperti Durban, Tongat, Stangar, Verlum, Reservoir Hills, Cape Town, Johanesburg, Pretoria, Petermeritsburg East London, Uton Hague dan Port Elizabelt.
Beliaupun telah mengunjungi Mauritius dan berceramah di Divine Life Society University dan berbagai institusi lainnya di sana. Sumbangan besar beliau dalam bidang filosofi India tercermin dalam kedua buku beliau yaitu, Vedanta Vichar (Wicara Vedanta) dan Theory of Karma (karya ini). Beliau memperkenankan siapa saja untuk menyebarkan karya-karyanya agar Dharma dapat difahami oleh siapa saja yang memerlukannya. Merupakan sebuah kehormatan bagi saya pribadi untuk menimba dan mempelajari lebih banyak lagi akan isi karya ini dan menyebarkannya ke umat se-Dharma dalam bahasa Indonesia.
Mudah-mudahan karya ini bermanfaat bagi kita semua. Ada sesuatu yang
khas dengan Dharma (Hindhu-Buddha-Jain-Sikh, dsb.), yaitu kita semua
takut akan hukum karma. Berbeda dengan ajaran-ajaran lain di dunia,
hukum karma seakan-akan tidak eksis sehingga kezaliman dapat saja terus
berlangsung atas nama Tuhan dan agama masing-masing. Kalau saja kita
semua sadar betapa tidak gratisnya hidup ini, apalagi ada Yang Maha Adil
dan Yang Maha Mengatur segalanya lengkap dengan kaidah-kaidah
hukum-Nya, maka dunia ini mungkin akan lebih aman dihuni.
Om Shanti, Shanti, Shanti.
Mohan M. S. (Shantigriya Ganeshya Pooja Ashram Cisarua Bogor
Om Shanti, Shanti, Shanti.
Mohan M. S. (Shantigriya Ganeshya Pooja Ashram Cisarua Bogor
GAHANA KARMANO GATIH
(JALAN KARMA ITU MISTERIUS SIFATNYA)
Sri
Krishna sendiri di dalam ajaran Bhagawat-Gita telah menyiratkan betapa
rumitnya bagi seseorang untuk memahami sifat-sifat Karma (Aksi) ini,
karena sedemikian kompleks dan misteriusnya jalan ini, penuh dengan
liku-liku dan jebakan yang sulit untuk diterka, diduga maupun untuk
difahami. Mengenai hal itu Sri Sudama yang sederhana, yang merupakan
sahabat karib Sri Krishna semenjak kecil pernah berkata :(JALAN KARMA ITU MISTERIUS SIFATNYA)
Jalan karma terkesan sedemikian rumitnya,
Kami berdua (Krishna dan Sudama) adalah murid dari guru yang sama,
Namun Sri Krishna menjadi raja di dunia ini,
Dan aku tidak memiliki apapun untuk disantap,
Krishna gemar bercanda-ria dengan para wanara di Gokula, gemar mengumpulkan kekayuan kering untuk sang guru, Saat ini Beliau duduk di atas singgasana,
Sedangkan aku hanya memiliki sebuah cawan pengemis dan sebatang kayu di genggaman tangan-tanganku.
Sri Krishna sendiri di dalam ajaran Bhagawat-Gita telah menyiratkan betapa rumitnya bagi seseorang untuk memahami sifat-sifat Karma (Aksi) ini, karena sedemikian kompleks dan misteriusnya jalan ini, penuh dengan liku-liku dan jebakan yang sulit untuk diterka, diduga maupun untuk difahami. Mengenai hal itu Sri Sudama yang sederhana, yang merupakan sahabat karib Sri Krishna semenjak kecil pernah berkata :
Jalan karma terkesan sedemikian rumitnya,
Kami berdua (Krishna dan Sudama) adalah murid dari guru yang sama,
Namun Sri Krishna menjadi raja di dunia ini,
Dan aku tidak memiliki apapun untuk disantap,
Krishna gemar bercanda-ria dengan para wanara di Gokula, gemar mengumpulkan kekayuan kering untuk sang guru, Saat ini Beliau duduk di atas singgasana,
Sedangkan aku hanya memiliki sebuah cawan pengemis dan sebatang kayu di genggaman tangan-tanganku.
Hukum berlaku di mana saja, baik di rumah tangga maupun di sebuah negara, bahkan di jalan raya sekalipun. Tidak ada fenomena kehidupan tanpa landasan hukum, kalau tidak maka tatanan masyarakat akan kacau balau. Demikian juga alam semesta dan segala isinya, ternyata dilandasi dan diliputi oleh kaidah-kaidah hukum universal yang sistematis. Seluruh tata-surya dan bintang-bintang dan sebagainya harus mematuhi hukum-hukum orbit, rotasi, gravitasi, dan seterusnya sesuai dengan kaidah yang dirancang Arsitek Yang Maha Kuasa, Sang Perancang Jagat-Raya ini. Yang lahir harus mati, yang mati harus lahir kembali. Demikian juga dengan siklus musiman yang silih berganti dan datang dan pergi, lagi dan lagi. Secara misterius kita semua berevolusi dan hidup berdasarkan hukum-hukum alam yang disebut Hukum Karma ini. Hukum ini dijelaskan oleh Sri Goswami Tulsidas di Ramayana sebagai :
KARMA PRADHAN WISHWA RACI RAKHA,
JO JAS KARAI SO TAS FAL CHAKHA.
(Seisi semesta diliputi oleh hukum karma,apapun
yang anda tanam, maka hal yang sama juga
akan anda cicipi (dapatkan).
Dengan demikian hukum karma ini terdiri dari :
1. Aksi dan reaksinya.
2. Sebab dan akibatnya.
3. Usaha (upaya) dan hasilnya (nasibnya).
Kesemua fenomena di atas bersifat sama rata dan saling bertentangan pada saat yang sama.
ILMU JAMBU
Vinneka Tunggal Eka
Di Shantigriya, kami mengajarkan ilmu jambu sesuai dengan ajaran guru Niskala kami : Konon pada suatu saat datang seorang sishya ke seorang guru. Dengan rendah hati sang sishya memohon agar sang guru mengajarkan akan teori karma kepadanya. Oleh sang guru sishya tersebut diminta untuk menanam sebutir biji jambu klutuk di halaman ashram, kemudian ia diminta kembali setelah lima tahun.
Lima tahun berlalu dan sang sishya kembali ke gurunya. Oleh guru sang sishya dipersilahkan melihat biji jambu yang pernah ditanamnya lima tahun yang lalu, kemudian melaporkan kepada sang guru apa saja yang telah terjadi selama ini dengan tanaman tersebut. Sejenak kemudian sang sishya kembali dan melaporkan bahwa telah tumbuh sebatang pohon jambu yang amat sehat, kokoh dan berbuah amat lebat.
Sang guru : “Apa saja yang telah dikau fahami mengenai pohon jambu tersebut?”
Sishya : “Pohon tersebut telah tumbuh subur dan penuh dengan buah jambu yang ranum.”
Sang guru : “Baiklah kalau begitu, harap kembali lagi setelah lima tahun.”
Sishya ini kebingungan, namun tidak berdaya menolak sang guru, iapun pergi ke desanya dan kembali lima tahun kemudian. Dengan welas asih sang guru berkata : “Coba kembali amati pohon jambu yang telah dikau tanam. Amatilah fenomena pohon ini secara cermat, apa saja yang telah terjadi dengan pohon ini dan apa dampak pohon tersebut ke lingkungan kita. Tidak perlu cepat-cepat, habiskan beberapa hari kalau perlu untuk mengamati pohon ini”. Sekali ini sang sishya secara berhati-hati mengamati pohon tersebut selama beberapa hari, kemudian penuh dengan kebijaksanaan ia kembali ke sang guru.
Sang guru : “Apa saja yang telah dikau amati dan pelajari selama ini ?”
Sishya : “Aku telah menemukan sebuah fenomena yang amat menakjubkan. Sepuluh tahun yang lalu aku menanam sebutir jambu, yang ternyata telah dipelihara dengan baik dan dipupuk oleh para bhakta di ashram ini. Ternyata pohon tersebut telah tumbuh kekar dan berbuah amat banyak. Pohon ini sendiri dikunjungi oleh pencuri dan juga para bhakta yang menikmati dan menghaturkan buah jambu sebagai sesajen di ashram guru. Lebih dari itu, tidak terbilang banyaknya para pengunjung pohon ini seperti burung, semut, kupu-kupu dan sebagainya. Lebih dari itu, seluruh desa di sekitar ini ternyata juga telah menanam buah jambu ini dan pohon-pohon yang ranum telah tersebar di mana-mana. Yang kutanam hanya sebutir biji jambu, namun yang kulihat saat ini tidak terhitung kesinambungannya, dan entah sampai kapan lagi semua fenomena ini akan berkelanjutan, seperti tidak akan ada habis-habisnya.”
Sang guru : “Kalau begitu fahamkan dikau sekarang akan hukum karma bahwasanya apa yang kau tanam akan kau petik!. Namun yang kau petik tidak ada habis-habisnya, padahal semua itu berasal dari sebutir biji jambu.”
Kemudian sang guru menambahkan bahwa semua itu masih sebagian kecil dari fenomena hukum karma, karena Hukum Karma yang hakiki sulit dijangkau bahkan oleh para dewata dan para resi-resi agung sekalipun.
PARADOX HUKUM KARMA
Vinneka Tunggal Eka
Walaupun banyak yang berusaha agar dunia ini menjadi sebuah tempat yang penuh dengan kedamaian, kesentosaan dan kebahagiaan, namun coba simak betapa banyaknya perbuatan manusia-manusia yang zalim di sekitar kita. Terkesan dunia ini dipenuhi dengan kesemena-menaan, korupsi, kelaliman dan manusia-manusia yang serba destruktif, yang tidak punya malu, yang tidak henti-hentinya merusak lingkungan alam dan berbagai ciptaan alam ini, padahal mereka tidak dapat menciptakan apalagi melestarikannya. Anehnya para perusak ini selalu terkesan bahagia dan dikelilingi oleh berbagai kemewahan dan harta-benda, sebaliknya mereka yang hidup jujur dan bajik malahan menderita berkepanjangan.
Fenomena ini membuat kita sering kehilangan kepercayaan, sering kita menyangsikan keadilan Tuhan YME, bahkan melecehkan hukum karma yang kita anggap tidak adil dan semena-mena. Akhirnya kita lalu frustrasi. Semua perihal ini sebenarnya timbul akibat awidya yang menyelimuti kita, padahal sebenarnya Tuhan dan hukum karma yang merupakan adi-karya ciptaan-Nya bersifat Maha Adil.
Vinneka Tunggal Eka
Walaupun banyak yang berusaha agar dunia ini menjadi sebuah tempat yang penuh dengan kedamaian, kesentosaan dan kebahagiaan, namun coba simak betapa banyaknya perbuatan manusia-manusia yang zalim di sekitar kita. Terkesan dunia ini dipenuhi dengan kesemena-menaan, korupsi, kelaliman dan manusia-manusia yang serba destruktif, yang tidak punya malu, yang tidak henti-hentinya merusak lingkungan alam dan berbagai ciptaan alam ini, padahal mereka tidak dapat menciptakan apalagi melestarikannya. Anehnya para perusak ini selalu terkesan bahagia dan dikelilingi oleh berbagai kemewahan dan harta-benda, sebaliknya mereka yang hidup jujur dan bajik malahan menderita berkepanjangan.
Fenomena ini membuat kita sering kehilangan kepercayaan, sering kita menyangsikan keadilan Tuhan YME, bahkan melecehkan hukum karma yang kita anggap tidak adil dan semena-mena. Akhirnya kita lalu frustrasi. Semua perihal ini sebenarnya timbul akibat awidya yang menyelimuti kita, padahal sebenarnya Tuhan dan hukum karma yang merupakan adi-karya ciptaan-Nya bersifat Maha Adil.
HUKUM YANG BERLAKU DI DUNIA INI
Vinneka Tunggal Eka
Setiap negara dan daerah mempunyai hukum dan berbagai peraturannya masing-masing. Di Indonesia transportasi darat bergerak di lajur sebelah kiri, namun di U.S.A. sebaliknya. Kita tidak dapat melanggar aturan tersebut di Amerika mentang-mentang kita berasal dari Indonesia. Jadi seandainya anda ingin menjadi warga dunia yang baik, sebaiknya ikuti pepatah yang berlaku di ranah Minang yaitu, di mana tanah diinjak di situ langit dijunjung.
Pepatah ini berasal dari Shastra-Widhi Hindhu kuno. Demikian juga secara niskala, jika ingin menjadi insan yang baik dan satvik, maka hargai dan patuhilah hukum karma selama anda singgah hidup di planet bumi Pertiwi ini.
Vinneka Tunggal Eka
Setiap negara dan daerah mempunyai hukum dan berbagai peraturannya masing-masing. Di Indonesia transportasi darat bergerak di lajur sebelah kiri, namun di U.S.A. sebaliknya. Kita tidak dapat melanggar aturan tersebut di Amerika mentang-mentang kita berasal dari Indonesia. Jadi seandainya anda ingin menjadi warga dunia yang baik, sebaiknya ikuti pepatah yang berlaku di ranah Minang yaitu, di mana tanah diinjak di situ langit dijunjung.
Pepatah ini berasal dari Shastra-Widhi Hindhu kuno. Demikian juga secara niskala, jika ingin menjadi insan yang baik dan satvik, maka hargai dan patuhilah hukum karma selama anda singgah hidup di planet bumi Pertiwi ini.
APAKAH KARMA ITU SEBENARNYA?
Vinneka Tunggal Eka
Definisi karma adalah seperti berikut ini :
“Apapun yang anda lakukan baik itu secara ragawi maupun melalui jalan pikiran, dari pagi hingga malam, sepanjang hari, bulan, tahun dan seumur hidup anda, semenjak anda lahir sampai mati disebut KARMA.”
Contohnya : bangun, duduk, mandi, mencuci, berjalan, berdagang, memakan, berolah raga, bersanggama, bekerja, bersembahyang, bernafas, dst. dst.
“Kesemua tindakan dan aksi yang dilakukan melalui berbagai indriyas (organ-organ tubuh penting), baik secara instinktif maupun melalui jalur pikiran yang dipengaruhi oleh rasa senang maupun tidak senang, suka-duka, dsb., disebut KARMA”.
Menurut para resi dan Shastra-Widhi kita, kesemua karma ini terbagi di dalam tiga kategori sesuai dengan tahap-tahap yang hadir, seperti berikut ini :
1. KRIYAMANA KARMA, yang berarti sebuah tindakan dilakukan pada saat ini secara instan kemudian menghasilkan pahala dan akibat pada saat ini juga.
2. SANCHIT KARMA, yaitu karma komulatif, yaitu karma atau tindakan yang pernah dilaksanakan pada saat atau waktu-waktu yang lalu, namun belum matang pahalanya, jadi tertunda sampai saatnya kelak, sampai pada suatu saat tertentu yang tepat. Selama belum tiba saatnya, maka karma ini bersifat balans dan terkumpul terus (ibarat deposito dan bunganya).
3. PRARABDHA KARMA, berarti hasil dari semua tindakan Sanchit Karma yang telah matang, akan menghasilkan pahala. Biasanya fenomena ini oleh manusia awam disebut kebetulan, nasib, keberuntungan, takdir, kodrat, dsb. Mari kita pelajari ketiga bentuk karma ini secara teliti
KETERANGAN :
KRIYAMANA KARMA.
Contohnya anda meminum air yang dingin di saat yang panas. Maka rasa haus anda akan langsung terpuaskan. Atau anda menampar seseorang dan pada saat itu juga anda dihajar kembali. Satu lagi contoh, anda menenggak racun, dan anda mati seketika.
SANCHIT KARMA.
Contohnya : Berbagai karma di atas tidak langsung berakibat, jadi tertunda dan masuk ke daftar tunggu, untuk kemudian dimatangkan yang pada saatnya nanti akan matang dikemudian hari. Karma-karma ini terkumpul secara misterius dan akan berakibat pada saat yang telah ditentukan-Nya.
Contoh : Anda melaksanakan ujian sekolah pada hari ini, namun hasilnya akan ditentukan setelah satu bulan.
Kemudian ada contoh lain : Anda meminum obat saat ini, namun baru sembuh setelah sekian waktu berlalu.
Ada contoh lain : Anda menyusahkan orang tua pada saat ini, anda dibalas oleh putra-putri anda setelah bertahun-tahun kemudian.
Ada contoh yang lebih unik, anda berusaha menjadi artis sepanjang hidup anda, namun anda mati terlalu cepat. Pada kehidupan selanjutnya anda menjadi tenar bahkan di saat muda tanpa banyak bersusah-payah.
Ini semua bukanlah kebetulan belaka. Karena setiap aksi akan menimbulkan reaksi, setiap sebab menimbulkan akibat, dan setiap upaya menghasilkan sesuatu pada saat yang tepat, tanpa pengecualian.
Ada jenis padi yang siap dipanen setelah 90 hari, namun ada juga yang memiliki durasi petik setelah 120 hari. Demikian juga ada pohon nangka yang berbuah setelah 10 tahun, dan ada pohon jambu yang siap petik setelah 3 tahun, dst. Tentu semua ini harus ada penyebab-penyebabnya seperti kwalitas benih, masa pertumbuhan, pupuk, perawatan, cuaca, dsb.
Contoh dari Epik Ramayana : Ayahnda Sri Rama Wijaya yang disebut Sri Dastaratha, di masa mudanya pernah membunuh putra seorang brahmana yang tidak berdosa yang bernama Srawana. Kedua orangtua Srawana yang buta matanya mengutuk Dastaratha yang saat itu masih belum menikah, bahwa iapun akan terpisah dari putra-putranya secara menyedihkan suatu saat kelak. Bagi para penggemar Ramayana tentunya faham bagaimana menderitanya raja tersebut saat harus berpisah dengan putra-putranya Rama dan Lakshmana. Epik ini sarat dengan adegan-adegan yang berlatar belakang hukum karma. Walaupun Sri Rama adalah wujud Awatara Bhagawatam (Ilahi), namun sebagai seorang manusia yang dilahirkan di bumi ini, Beliau ternyata tunduk pada hukum-hukum karma yang berlaku secara universal dan alami, dan tidak mau merubahnya sama sekali.
Contoh lain hadir di Mahabrata, Raja Dhristaratha yang buta kehilangan 100 putra-putranya dalam perang Bratayudha. Suatu saat ia memohon petunjuk Sri Krishna. Melalui daya sakti Krishna, maka Raja Dhristaratha mampu menyaksikan masa lalunya. Pada masa tersebut (Lima puluh kelahiran sebelumnya), ia sebagai seorang pemburu membunuh anak-anak burung di sebuah hutan, dan juga membutakan mata burung-burung dewasa dengan asap bara apinya. Akibat yang harus ditanggungnya pada saat Mahabrata berlangsung adalah ia lahir buta dan harus kehilangan seluruh putra-putranya. Jadi tidak ada yang gratis di dunia ini, tidak ada juga kebetulan, nasib atau kodrat, semua berlangsung secara misterius namun sistematis.
Raja ini kemudian bertanya lagi ke Sri Krishna, mengapa harus menunggu 50 kelahiran baru karma-karmanya terbalas. Jawaban Sri Krishna karena untuk mendapatkan 100 orang putra harus menjalani berbagai kehidupan dan karma-karma yang baik dahulu, dan itu memerlukan masa yang amat lama, namun semua itu harus binasa sesuai dengan rekayasa YME melalui berbagai karma-karma yang tertunda. Jadi sebenarnya tidak seorangpun yang dapat melarikan diri dari hukum karma yang serba kompleks namun sesuai kehendak Tuhan YME, Yang Maha Adil, Abadi dan Pasti.
PRARABDHA KARMA.
Dikenali sebagai nasib, kodrat, keberuntungan, kesialan, kebetulan, dsb. Setiap manusia pasti mempunyai stok Sanchit Karma yang menumpuk dalam kurun waktu yang lama. Sebagian dari Sanchit Karma ini mungkin akan berakibat pada saat-saat tertentu, dan biasanya dianggap kebetulan, hal ini disebut Prarabdha. Misalnya anda lahir dengan kulit yang hitam, atau cacat, atau banci, anak miskin, anak orang kaya, dsb. Semua ini bukan kebetulan atau salah siapa, tetapi merupakan pembayaran untuk karma-karma buruk masa lalu. Setelah melalui berbagai fase-fase penderitaan dan kebahagiaan, maka anda akan bergulir ke kehidupan yang berikutnya.
Sementara itu, dalam kehidupan masa kini, kita senantiasa melahirkan berbagai aksi dan karma yang baru, yang lagi-lagi akan berdampak seterusnya sesuai kaidah-kaidah hukum karma universal yang berlaku. Dengan demikian stok-stok karma kita senantiasa berakumulasi dari suatu kelahiran ke kelahiran berikutnya. Stok Sanchit Karma bertambah terus dan tidak akan punah atau pernah ada habis-habisnya. Siklus kelahiran akan bertambah secara berkesinambungan, terkesan tidak ada moksha.
Setelah memahami fenomena ini, maka seorang filsuf agung yang pernah hidup di tanah Barata ini, yaitu Sri Shankaracharya (Bapak Hindu Modern), memohon dengan tulus kepada Tuhan YME, seperti berikut ini :
“Tidak terhitung jumlah kelahiran dan kematian ini, tidak terhitung jumlah kelahiran di dalam rahim ibu, samudera Samsara ini ternyata sulit untuk dilalui, wahai Tuhan, sudilah berbaik hati, menyelamatkan dan menyeberangkan (aku) dari samudera ini.”
Vinneka Tunggal Eka
Definisi karma adalah seperti berikut ini :
“Apapun yang anda lakukan baik itu secara ragawi maupun melalui jalan pikiran, dari pagi hingga malam, sepanjang hari, bulan, tahun dan seumur hidup anda, semenjak anda lahir sampai mati disebut KARMA.”
Contohnya : bangun, duduk, mandi, mencuci, berjalan, berdagang, memakan, berolah raga, bersanggama, bekerja, bersembahyang, bernafas, dst. dst.
“Kesemua tindakan dan aksi yang dilakukan melalui berbagai indriyas (organ-organ tubuh penting), baik secara instinktif maupun melalui jalur pikiran yang dipengaruhi oleh rasa senang maupun tidak senang, suka-duka, dsb., disebut KARMA”.
Menurut para resi dan Shastra-Widhi kita, kesemua karma ini terbagi di dalam tiga kategori sesuai dengan tahap-tahap yang hadir, seperti berikut ini :
1. KRIYAMANA KARMA, yang berarti sebuah tindakan dilakukan pada saat ini secara instan kemudian menghasilkan pahala dan akibat pada saat ini juga.
2. SANCHIT KARMA, yaitu karma komulatif, yaitu karma atau tindakan yang pernah dilaksanakan pada saat atau waktu-waktu yang lalu, namun belum matang pahalanya, jadi tertunda sampai saatnya kelak, sampai pada suatu saat tertentu yang tepat. Selama belum tiba saatnya, maka karma ini bersifat balans dan terkumpul terus (ibarat deposito dan bunganya).
3. PRARABDHA KARMA, berarti hasil dari semua tindakan Sanchit Karma yang telah matang, akan menghasilkan pahala. Biasanya fenomena ini oleh manusia awam disebut kebetulan, nasib, keberuntungan, takdir, kodrat, dsb. Mari kita pelajari ketiga bentuk karma ini secara teliti
KETERANGAN :
KRIYAMANA KARMA.
Contohnya anda meminum air yang dingin di saat yang panas. Maka rasa haus anda akan langsung terpuaskan. Atau anda menampar seseorang dan pada saat itu juga anda dihajar kembali. Satu lagi contoh, anda menenggak racun, dan anda mati seketika.
SANCHIT KARMA.
Contohnya : Berbagai karma di atas tidak langsung berakibat, jadi tertunda dan masuk ke daftar tunggu, untuk kemudian dimatangkan yang pada saatnya nanti akan matang dikemudian hari. Karma-karma ini terkumpul secara misterius dan akan berakibat pada saat yang telah ditentukan-Nya.
Contoh : Anda melaksanakan ujian sekolah pada hari ini, namun hasilnya akan ditentukan setelah satu bulan.
Kemudian ada contoh lain : Anda meminum obat saat ini, namun baru sembuh setelah sekian waktu berlalu.
Ada contoh lain : Anda menyusahkan orang tua pada saat ini, anda dibalas oleh putra-putri anda setelah bertahun-tahun kemudian.
Ada contoh yang lebih unik, anda berusaha menjadi artis sepanjang hidup anda, namun anda mati terlalu cepat. Pada kehidupan selanjutnya anda menjadi tenar bahkan di saat muda tanpa banyak bersusah-payah.
Ini semua bukanlah kebetulan belaka. Karena setiap aksi akan menimbulkan reaksi, setiap sebab menimbulkan akibat, dan setiap upaya menghasilkan sesuatu pada saat yang tepat, tanpa pengecualian.
Ada jenis padi yang siap dipanen setelah 90 hari, namun ada juga yang memiliki durasi petik setelah 120 hari. Demikian juga ada pohon nangka yang berbuah setelah 10 tahun, dan ada pohon jambu yang siap petik setelah 3 tahun, dst. Tentu semua ini harus ada penyebab-penyebabnya seperti kwalitas benih, masa pertumbuhan, pupuk, perawatan, cuaca, dsb.
Contoh dari Epik Ramayana : Ayahnda Sri Rama Wijaya yang disebut Sri Dastaratha, di masa mudanya pernah membunuh putra seorang brahmana yang tidak berdosa yang bernama Srawana. Kedua orangtua Srawana yang buta matanya mengutuk Dastaratha yang saat itu masih belum menikah, bahwa iapun akan terpisah dari putra-putranya secara menyedihkan suatu saat kelak. Bagi para penggemar Ramayana tentunya faham bagaimana menderitanya raja tersebut saat harus berpisah dengan putra-putranya Rama dan Lakshmana. Epik ini sarat dengan adegan-adegan yang berlatar belakang hukum karma. Walaupun Sri Rama adalah wujud Awatara Bhagawatam (Ilahi), namun sebagai seorang manusia yang dilahirkan di bumi ini, Beliau ternyata tunduk pada hukum-hukum karma yang berlaku secara universal dan alami, dan tidak mau merubahnya sama sekali.
Contoh lain hadir di Mahabrata, Raja Dhristaratha yang buta kehilangan 100 putra-putranya dalam perang Bratayudha. Suatu saat ia memohon petunjuk Sri Krishna. Melalui daya sakti Krishna, maka Raja Dhristaratha mampu menyaksikan masa lalunya. Pada masa tersebut (Lima puluh kelahiran sebelumnya), ia sebagai seorang pemburu membunuh anak-anak burung di sebuah hutan, dan juga membutakan mata burung-burung dewasa dengan asap bara apinya. Akibat yang harus ditanggungnya pada saat Mahabrata berlangsung adalah ia lahir buta dan harus kehilangan seluruh putra-putranya. Jadi tidak ada yang gratis di dunia ini, tidak ada juga kebetulan, nasib atau kodrat, semua berlangsung secara misterius namun sistematis.
Raja ini kemudian bertanya lagi ke Sri Krishna, mengapa harus menunggu 50 kelahiran baru karma-karmanya terbalas. Jawaban Sri Krishna karena untuk mendapatkan 100 orang putra harus menjalani berbagai kehidupan dan karma-karma yang baik dahulu, dan itu memerlukan masa yang amat lama, namun semua itu harus binasa sesuai dengan rekayasa YME melalui berbagai karma-karma yang tertunda. Jadi sebenarnya tidak seorangpun yang dapat melarikan diri dari hukum karma yang serba kompleks namun sesuai kehendak Tuhan YME, Yang Maha Adil, Abadi dan Pasti.
PRARABDHA KARMA.
Dikenali sebagai nasib, kodrat, keberuntungan, kesialan, kebetulan, dsb. Setiap manusia pasti mempunyai stok Sanchit Karma yang menumpuk dalam kurun waktu yang lama. Sebagian dari Sanchit Karma ini mungkin akan berakibat pada saat-saat tertentu, dan biasanya dianggap kebetulan, hal ini disebut Prarabdha. Misalnya anda lahir dengan kulit yang hitam, atau cacat, atau banci, anak miskin, anak orang kaya, dsb. Semua ini bukan kebetulan atau salah siapa, tetapi merupakan pembayaran untuk karma-karma buruk masa lalu. Setelah melalui berbagai fase-fase penderitaan dan kebahagiaan, maka anda akan bergulir ke kehidupan yang berikutnya.
Sementara itu, dalam kehidupan masa kini, kita senantiasa melahirkan berbagai aksi dan karma yang baru, yang lagi-lagi akan berdampak seterusnya sesuai kaidah-kaidah hukum karma universal yang berlaku. Dengan demikian stok-stok karma kita senantiasa berakumulasi dari suatu kelahiran ke kelahiran berikutnya. Stok Sanchit Karma bertambah terus dan tidak akan punah atau pernah ada habis-habisnya. Siklus kelahiran akan bertambah secara berkesinambungan, terkesan tidak ada moksha.
Setelah memahami fenomena ini, maka seorang filsuf agung yang pernah hidup di tanah Barata ini, yaitu Sri Shankaracharya (Bapak Hindu Modern), memohon dengan tulus kepada Tuhan YME, seperti berikut ini :
“Tidak terhitung jumlah kelahiran dan kematian ini, tidak terhitung jumlah kelahiran di dalam rahim ibu, samudera Samsara ini ternyata sulit untuk dilalui, wahai Tuhan, sudilah berbaik hati, menyelamatkan dan menyeberangkan (aku) dari samudera ini.”
JEBAKAN KARMA YANG SULIT DIHINDARKAN
Vinneka Tunggal Eka
Selama anda tidak melakukan suatu aksi, maka tidak akan ada reaksi. Tidak ada akibat tanpa sebab. Namun begitu anda melakukan sesuatu, maka anda akan menghadapi berbagai efek-efeknya. Jadi berfikirlah secara matang sebelum anda melakukan suatu tindakan apapun juga, fahamilah bahwasanya akan timbul reaksi dan akibat jangka pendek dan jangka panjang karena tidak ada sesuatu apapun yang luput dari penglihatan-Nya.
Di dalam kehidupan ini, anda bebas untuk menjadi manusia yang baik dan suci, ataupun menjadi jahat dan destruktif. Namun semua itu ada konskuensinya, sebaiknya anda bertanggung jawab untuk setiap tindakan anda, dan tidak mencari-cari kesalahan orang lain ataupun mencari kambing hitam untuk kesalahan yang anda lakukan sendiri. Jangan juga sekali-kali menyalahkan Tuhan YME, karena Beliau sebenarnya telah menganugerahkan otak dan nurani kepada anda. Padahal hewan dan tumbuh-tumbuhan yang tidak memiliki intelegensia yang tinggi malahan secara naluri amat bertanggung jawab, mengapa manusia yang merasa lebih beradab merusak diri dan lingkungannya secara bodoh?
Sebuah contoh, anjing mencium dahulu makanannya secara instinktif, kalau busuk atau basi, maka ia tidak akan menyantapnya. Jadi secara alami hewan dapat terhindar dari berbagai penyakit. Sebaliknya seorang manusia dengan mudah mengambil dan merampas hak orang lain, tanpa berfikir panjang bahwasanya semua itu harus dibayar kembali secara berlipat ganda dalam bentuk penyakit, pengobatan, penderitaan, dsb. (Penulis merasa swarga dan neraka itu sebenarnya tidak jauh dari bumi ini, alias memang di bumi ini juga adanya.)
Ada sebuah contoh yang aneh, ada seorang pria yang membunuh dua kali. Namun dibantu oleh seorang pengacara yang amat handal, maka iapun terbebas dari jeratan hukum karena tidak terbukti bersalah. Kemudian ada seorang pembunuh lain yang secara brutal menghabisi nyawa orang lain. Namun yang ditangkap polisi malahan pembunuh pertama yang telah bebas karena banyak bukti mengarah kepadanya, walaupun untuk pembunuhan yang ketiga ini ia tidak bersalah sama sekali, toh sang hakim menjatuhkan hukuman mati kepadanya. Mengapa hal ini dapat terjadi ? Jawabnya : di dua pembunuhan yang pertama, pria ini masih memiliki stok punya karma (karma yang baik) dari masa lalunya, namun pada saat-saat berikutnya stok karma baik ini habis, dan iapun harus menghadapi stok karma-karma buruknya, jadi apapun dapat terjadi. Berbagai Sanchit Karmanya lalu matang dan berubah menjadi nasib, kebetulan dst. Ia mungkin saja lolos dengan mudah dari pengadilan dunia, namun sulit untuk lolos dari pengadilan Tuhan YME.
Sebaliknya, ada saja manusia yang benar jalan hidupnya, namun selalu dirundung derita dan duka nestapa tanpa habis-habisnya. Bukan Tuhan yang salah dalam hal ini, namun karena karma-karma masa lalunya yang telah matang datang berkunjung kepadanya pada saat-saat yang tepat untuk membersihkannya dari berbagai dosa-dosa yang disandangnya. Kalau ia berhasil menerima semua karma ini dengan rasa syukur dan bijak, maka akan menghasilkan pembersihan jiwa raganya dan terciptalah karma-karma yang baik untuknya demi masa-masa yang akan datang.
Tiada aksi yang hilang tanpa reaksi, tidak sebab yang sirna tanpa akibat, dan tiada dosa yang lolos tanpa hukuman dari sistem yang berlaku di hukum karma ini.
Sebuah contoh lagi : Raja Parikesit yang teramat adil dan bijaksana, toh harus membayar secara mahal kehidupannya karena secara emosional melecehkan seorang resi yang sedang bertapa. Namun raja ini segera sadar dan mempersiapkan hukuman bagi dirinya sendiri. Beliau tidak memohon pengampunan kepada Tuhan, walaupun sang resi telah memaafkannya. Dengan gagah berani dan penuh tanggung jawab Beliau lalu menghadapi kematiannya. Akibatnya ia dipatuk ular naga Taksaka, namun dari kejadian itu lahirlah karya adi luhung Srimad Bhagawatham yang menjadi tulang punggung dharma yang amat dominan.
Inilah cara yang benar demi menghadapi Prarabdha. Hadapilah seluruh karma anda dengan berani, benar, tegar, jujur, bahagia, dan penuh tanggung-jawab dan kesadaran. Jangan sekali-kali meminta penundaan karma buruk anda atau orang lain, jangan juga minta dihapuskan, tetapi mohonlah agar diberikan kekuatan dan kesadaran untuk menghadapi segala karma baik dan buruk secara tulus.
Vinneka Tunggal Eka
Selama anda tidak melakukan suatu aksi, maka tidak akan ada reaksi. Tidak ada akibat tanpa sebab. Namun begitu anda melakukan sesuatu, maka anda akan menghadapi berbagai efek-efeknya. Jadi berfikirlah secara matang sebelum anda melakukan suatu tindakan apapun juga, fahamilah bahwasanya akan timbul reaksi dan akibat jangka pendek dan jangka panjang karena tidak ada sesuatu apapun yang luput dari penglihatan-Nya.
Di dalam kehidupan ini, anda bebas untuk menjadi manusia yang baik dan suci, ataupun menjadi jahat dan destruktif. Namun semua itu ada konskuensinya, sebaiknya anda bertanggung jawab untuk setiap tindakan anda, dan tidak mencari-cari kesalahan orang lain ataupun mencari kambing hitam untuk kesalahan yang anda lakukan sendiri. Jangan juga sekali-kali menyalahkan Tuhan YME, karena Beliau sebenarnya telah menganugerahkan otak dan nurani kepada anda. Padahal hewan dan tumbuh-tumbuhan yang tidak memiliki intelegensia yang tinggi malahan secara naluri amat bertanggung jawab, mengapa manusia yang merasa lebih beradab merusak diri dan lingkungannya secara bodoh?
Sebuah contoh, anjing mencium dahulu makanannya secara instinktif, kalau busuk atau basi, maka ia tidak akan menyantapnya. Jadi secara alami hewan dapat terhindar dari berbagai penyakit. Sebaliknya seorang manusia dengan mudah mengambil dan merampas hak orang lain, tanpa berfikir panjang bahwasanya semua itu harus dibayar kembali secara berlipat ganda dalam bentuk penyakit, pengobatan, penderitaan, dsb. (Penulis merasa swarga dan neraka itu sebenarnya tidak jauh dari bumi ini, alias memang di bumi ini juga adanya.)
Ada sebuah contoh yang aneh, ada seorang pria yang membunuh dua kali. Namun dibantu oleh seorang pengacara yang amat handal, maka iapun terbebas dari jeratan hukum karena tidak terbukti bersalah. Kemudian ada seorang pembunuh lain yang secara brutal menghabisi nyawa orang lain. Namun yang ditangkap polisi malahan pembunuh pertama yang telah bebas karena banyak bukti mengarah kepadanya, walaupun untuk pembunuhan yang ketiga ini ia tidak bersalah sama sekali, toh sang hakim menjatuhkan hukuman mati kepadanya. Mengapa hal ini dapat terjadi ? Jawabnya : di dua pembunuhan yang pertama, pria ini masih memiliki stok punya karma (karma yang baik) dari masa lalunya, namun pada saat-saat berikutnya stok karma baik ini habis, dan iapun harus menghadapi stok karma-karma buruknya, jadi apapun dapat terjadi. Berbagai Sanchit Karmanya lalu matang dan berubah menjadi nasib, kebetulan dst. Ia mungkin saja lolos dengan mudah dari pengadilan dunia, namun sulit untuk lolos dari pengadilan Tuhan YME.
Sebaliknya, ada saja manusia yang benar jalan hidupnya, namun selalu dirundung derita dan duka nestapa tanpa habis-habisnya. Bukan Tuhan yang salah dalam hal ini, namun karena karma-karma masa lalunya yang telah matang datang berkunjung kepadanya pada saat-saat yang tepat untuk membersihkannya dari berbagai dosa-dosa yang disandangnya. Kalau ia berhasil menerima semua karma ini dengan rasa syukur dan bijak, maka akan menghasilkan pembersihan jiwa raganya dan terciptalah karma-karma yang baik untuknya demi masa-masa yang akan datang.
Tiada aksi yang hilang tanpa reaksi, tidak sebab yang sirna tanpa akibat, dan tiada dosa yang lolos tanpa hukuman dari sistem yang berlaku di hukum karma ini.
Sebuah contoh lagi : Raja Parikesit yang teramat adil dan bijaksana, toh harus membayar secara mahal kehidupannya karena secara emosional melecehkan seorang resi yang sedang bertapa. Namun raja ini segera sadar dan mempersiapkan hukuman bagi dirinya sendiri. Beliau tidak memohon pengampunan kepada Tuhan, walaupun sang resi telah memaafkannya. Dengan gagah berani dan penuh tanggung jawab Beliau lalu menghadapi kematiannya. Akibatnya ia dipatuk ular naga Taksaka, namun dari kejadian itu lahirlah karya adi luhung Srimad Bhagawatham yang menjadi tulang punggung dharma yang amat dominan.
Inilah cara yang benar demi menghadapi Prarabdha. Hadapilah seluruh karma anda dengan berani, benar, tegar, jujur, bahagia, dan penuh tanggung-jawab dan kesadaran. Jangan sekali-kali meminta penundaan karma buruk anda atau orang lain, jangan juga minta dihapuskan, tetapi mohonlah agar diberikan kekuatan dan kesadaran untuk menghadapi segala karma baik dan buruk secara tulus.
PARA PENJAHAT DIPERSILAHKAN BERGEMBIRA SAAT INI
Renungan 2 :
Miss World : Berbagai Karma baik gadis ini telah mengarahkannya untuk menjadi
Miss World. Namun karma masa kini dan masa lalunya masih akan berbicara kelak.
Akan terjerumuskah ia ke lembah hina atau akan menjadi seorang selebriti yang terhormat kelak ?
Renungan 2 :
Miss World : Berbagai Karma baik gadis ini telah mengarahkannya untuk menjadi
Miss World. Namun karma masa kini dan masa lalunya masih akan berbicara kelak.
Akan terjerumuskah ia ke lembah hina atau akan menjadi seorang selebriti yang terhormat kelak ?
Kontes Miss World 2004 enghadirkan Maria
Julia Mantilla Garcia asal peru sebagai pemenangnya. Maria berhak
mengenakan mahkota kebanggaan kontes ini setelah mengalahkan seluruh
saingannya, 106 wanita cantik dari seluruh dunia
(Suara Pembaruan, 12 Desember 2004).
Tidak ada satu punya-karma (karma baik) yang tidak akan menghasilkan pahala baik dan tidak satupun papa-karma (karma buruk) yang tidak akan menghasilkan pahala buruk (hukuman, penderitaan, dsb.).
Demikianlah intisari hukum karma ini, yang amat tegas dan sempurna. Sang Pencipta hukum inipun sangat tegas, sempurna dan sekaligus Maha Adil untuk semuanya. Para pelaksana (akan dijelaskan kemudian) hukum-hukum inipun bersifat tegas, penuh disiplin, adil dan tanpa kompromi.
Cobalah simak dunia di sekeliling kita, yang sedemikian kacaunya saat ini. Yang salah dibenarkan dan yang benar disalahkan. Di antara kita lebih banyak penjahat, perampok, teroris, penipu, koruptor dan manusia-manusia yang imoral perilakunya. Mereka ini malahan terkesan “diproteksi”, amat berlimpahan, mempunyai posisi dan kedudukan yang baik dalam masyarakat dan pemerintahan. Akibatnya manusia yang berjalan di jalan dharma jadi frustrasi berat. Kemudian sebagian dari mereka ini lalu mengikuti arus demi keselamatan semu mereka. Kalau saja kita mampu bersabar dan merasa cukup, menerima semua ini dengan tulus hati dan kesadaran, maka lambat laun semua akan ternetralisir kembali.
Berbagai Punya-Karma masa lalu, para penjahat ini akan kembali secara alami pada saa-saat kejahatan mereka memuncak, demikian juga dengan insan-insan yang dharmais. Namun begitu saat Sanchit-Karma yang berakumulasi ini habis dan pupus sedikit demi sedikit, maka stok dosa yang mereka miliki akan bereaksi pada masa-masa selanjutnya. Jangan kaget seorang lahir cacat, karena berbagai penyakit yang mengerikan, dsb. Semua dosa di masa lalu harus dibayar, dan bayaran tersebut sangat mengerikan. Bukankah anda sering juga menyaksikannya di berbagai mass media sehari-hari ? Oleh sebab itu insan dharmais itu harus selalu hati-hati dengan apapun yang dilaksanakan sehari-hari, apalagi saat ini, karena hukum karma akan senantiasa mengintai, mengejar dan mengganjar kita setiap detik.
Tidak akan pernah ada kebahagiaan tanpa Punya-Karma di masa-masa lalu, demikian juga sebaliknya tidak akan hadir penderitaan tanpa Papa-Karma masa lalu. Semua ini ibaratnya tempat penyimpanan beras. Beras yang mengalir keluar dari lubang yang di bawah adalah simpanan masa lalu, masukan beras yang baru dari atas akan menjadi stok masa kini untuk masa kemudian. Demikian juga alur jalannya hukum karma ini. Selama stok karma anda bagus maka hasilnya juga akan bagus, demikian juga sebaliknya.
(Suara Pembaruan, 12 Desember 2004).
Tidak ada satu punya-karma (karma baik) yang tidak akan menghasilkan pahala baik dan tidak satupun papa-karma (karma buruk) yang tidak akan menghasilkan pahala buruk (hukuman, penderitaan, dsb.).
Demikianlah intisari hukum karma ini, yang amat tegas dan sempurna. Sang Pencipta hukum inipun sangat tegas, sempurna dan sekaligus Maha Adil untuk semuanya. Para pelaksana (akan dijelaskan kemudian) hukum-hukum inipun bersifat tegas, penuh disiplin, adil dan tanpa kompromi.
Cobalah simak dunia di sekeliling kita, yang sedemikian kacaunya saat ini. Yang salah dibenarkan dan yang benar disalahkan. Di antara kita lebih banyak penjahat, perampok, teroris, penipu, koruptor dan manusia-manusia yang imoral perilakunya. Mereka ini malahan terkesan “diproteksi”, amat berlimpahan, mempunyai posisi dan kedudukan yang baik dalam masyarakat dan pemerintahan. Akibatnya manusia yang berjalan di jalan dharma jadi frustrasi berat. Kemudian sebagian dari mereka ini lalu mengikuti arus demi keselamatan semu mereka. Kalau saja kita mampu bersabar dan merasa cukup, menerima semua ini dengan tulus hati dan kesadaran, maka lambat laun semua akan ternetralisir kembali.
Berbagai Punya-Karma masa lalu, para penjahat ini akan kembali secara alami pada saa-saat kejahatan mereka memuncak, demikian juga dengan insan-insan yang dharmais. Namun begitu saat Sanchit-Karma yang berakumulasi ini habis dan pupus sedikit demi sedikit, maka stok dosa yang mereka miliki akan bereaksi pada masa-masa selanjutnya. Jangan kaget seorang lahir cacat, karena berbagai penyakit yang mengerikan, dsb. Semua dosa di masa lalu harus dibayar, dan bayaran tersebut sangat mengerikan. Bukankah anda sering juga menyaksikannya di berbagai mass media sehari-hari ? Oleh sebab itu insan dharmais itu harus selalu hati-hati dengan apapun yang dilaksanakan sehari-hari, apalagi saat ini, karena hukum karma akan senantiasa mengintai, mengejar dan mengganjar kita setiap detik.
Tidak akan pernah ada kebahagiaan tanpa Punya-Karma di masa-masa lalu, demikian juga sebaliknya tidak akan hadir penderitaan tanpa Papa-Karma masa lalu. Semua ini ibaratnya tempat penyimpanan beras. Beras yang mengalir keluar dari lubang yang di bawah adalah simpanan masa lalu, masukan beras yang baru dari atas akan menjadi stok masa kini untuk masa kemudian. Demikian juga alur jalannya hukum karma ini. Selama stok karma anda bagus maka hasilnya juga akan bagus, demikian juga sebaliknya.
sumber : http://marutisutabali.wordpress.com/hukum-karma/
Hello, I am trying to locate Mr. Mohan m.s. - does someone here know if he is still alive?
ReplyDelete